Kalau Anda sudah bersuami atau beristri, barangkali Anda kurang tertarik dengan judul ini, gak masalah karena bukan kepada Anda makalah ini saya tulis, akan tetapi untuk yang belum berjodoh, atau yang sudah beristri namun masih ingin matsna atau tsulatsa atau ruba’a.
Orang-orang berkata, “Jodoh di tangan Allah.” Tidak salah, tetapi bukan berarti pasrah, berpangku tangan, nrimo ing pandum, sebaliknya harus diupayakan, ikhtiar sebatas kemampuan dan meyakini bahwa dengan ikhtiar sungguh-sungguh jodoh akan mendekat bahkan diambang pintu.
Kurang pergaulan termasuk salah satu sebab seseorang sulit dan jauh jodoh. Seseorang boleh cantik, boleh shalih, boleh tampan, tetapi kalau hidup di hutan sendirian, sehingga tidak ada yang tahu tentangnya, siapa yang mau dengannya? Tahu saja nggak. Sebaliknya ada seseorang yang biasa-biasa saja, tampang mepet, rizki ala kadarnya, namun karena dia aktif dan supel, dan Allah mentakdirkan, jodohnya pun mudah.
Banyak manfaat dari keaktifan seseorang dalam pergaulan, hanya saja tetap harus dipahami etika pergaulan syariat, jangan hanya karena ngejar jodoh lalu kaidah-kaidah syar’i di bidang ini dicampakkan, model pergaulan ikhtilath bukan pilihan baik, tidak bagus sebagai pintu jodoh, aktif dalam pengajian merupakan salah satu contoh pergaulan yang syar’i, ilmu bertambah, rekan pun bertambah. Tetapi lahan ini pun tidak steril dari penyimpangan, sebagian kalangan yang aktif di lahan orang organisasi dakwah mengambil kerja sambilan, berdakwah sambil berpacaran, sambil menyelam minum air, hatinya terasa gatal sekalipun sedang di lahan dakwah, sehingga dia pun ikut-ikutan rendang-rendeng dengan wanita yang bukan siapa-siapanya. Bukan teladan yang baik, karena sebenarnya dakwah ya dakwah saja, ikhlas, tidak usah diaduk dengan penyimpangan tindakan semacam itu.
Termasuk aktif bergaul adalah membuka jalinan silaturrahim secara lebih intensif, meminta bantuan kerabat, teman dekat atau ustadz, ya namanya usaha asalkan halal, maksud saya tidak melanggar rambu-rambu syariat kan no problem, tidak perlu malu, karena malu itu semestinya dari sesuatu yang haram. Ikut biro jodoh? Itu juga termasuk usaha, tetapi pilih yang aturan mainnya syar’i. Semua itu termasuk ke dalam kriteria aktif bergaul yang semoga mempermudah jalan mendapatkan pasangan.
Belajar
Cantik atau tampan merupakan syarat orang-orang awam dalam memilih pasangan, namun bukan nomor satu di kalangan para shalihin dan shalihat, karena mereka ini menyadari sepenuhnya anjuran teladan mulia mereka, Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, untuk mengedepankan agama di atas harta, nasab, kedudukan dan kecantikan.
Belajar adalah pintu ilmu, laki-laki atau wanita yang berilmu karena mau belajar, insya Allah akan mudah jodohnya, sana-sini memintanya untuk menjadi menantunya. Memang belajar agama untuk mudah jodoh menafikan ikhlas dan itu tidak patut, tetapi orang yang berilmu dan mengamalkan ilmunya memiliki kedekatan kepada Allah dan kecintaan dariNya kepadanya, hal ini secara serta-merta membuka inayah (perhatian) dan pertolongan Allah kepada yang bersangkutan, salah satunya –siapa yang tahu- dalam urusan jodoh. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kan sudah menyatakan bahwa menuntut ilmu memudahkan jalan ke surga, dan menikah dengan niat ibadah juga merupakan jalan ke surga, bisa dipastikan Allah akan memudahkan.
Bersih Penampilan
Berpenampilan rapih dan bersih tentu menarik hati orang yang melihat, berpenampilan kumal dan kotor tentu menyebalkan, lebih-lebih bila ditambah dengan BB (bau badan) yang naudzu billah, siapa yang dekat?
Salah satu sebab penolakan lamaran laki-laki kepada wanita adalah karena si laki-laki tidak memperhatikan penampilan diri, padahal bila dia mau sedikit memoles diri dengan menyisir rambutnya, merapikan dan membersihkan pakaiannya, ditambah sedikit semprotan minyak wangi yang soft, bisa jadi hasil berbeda.
Islam agama kebersihan, mengajak muslim dan muslimah untuk menjauh kotor, jorok dan bau, sebaliknya menjaga kebersihan, keindahan dan keharuman, jiwa manusia menyukai semua itu, tetapi Anda juga tidak perlu, dalam rangka ini, berpenampilan seperti orang-orang awam pada umumnya, lebih-lebih nyalon, tidak usah, buang-buang duit, israf yang dilarang.
Penampilan yang paling bisa diandalkan adalah kemuliaan akhlak, tutur kata dan tindakan yang dilambari ilmu syar’i, Anda bisa bayangkan seseorang yang berbudi luhur, berilmu, kata-katanya terjaga, tindakannya terukur, sekalipun mungkin dari sisi ketampanan biasa-biasa saja, namun dengan kelebihannya di sisi yang lain, dia bisa menjadi luar biasa, menarik orang untuk menjalin suatu hubungan dengannya.
Wallahu a’lam.