Kamis, 31 Januari 2013

Buletin At Tauhid: Amalan di Hari Jum’at

http://buletin.muslim.or.id/aktual/amalan-di-hari-jumat
Baca lagi...

Selasa, 29 Januari 2013

Jangan Paksa Aku untuk Berlaku Keras

Muridku, Sebenarnya Aku bukanlah tipe orang yang keras
namun terkadang sikap keras itu muncul
tanpa kendali, 
Baca lagi...

Bagaimana cara mendamaikan Air dan Minyak??

Banyak lho bahan-bahan di sekitar kita yang gak bisa bercampur satu sama lain kawan-kawan, salah satunya yaitu minyak dan air. Kamu dapat mencoba mencampurkannya satu sama lain dan kocok sekeras yang kamu suka, tapi ternyata mereka tetap tidak bisa bercampur lho.. Tapi disini Cendekia akan membantu kawan-kawan untuk mencampurkan keduanya dengan eksperimen sains berikut ini, jadi ayoo kita coba sama-sama dirumah..
Sumber : Cendekia Kids
Baca lagi...

Mengapa Air Dan Minyak Tak Dapat Menyatu?

Hubungan yang tidak cocok selalu diibaratkan seperti minyak dan air, kan? Karena meskipun dicampur, minyak dan air tak mungkin menyatu. Jika minyak dituangkan ke dalam segelas air, minyak akan mengapung di atas air. Air dan minyak tak dapat menyatu karena kepadatannya berbeda. Kepadatan adalah perbandingan massa pada setiap benda dengan standar volume tetap. Kepadatan air lebih besar daripada minyak.
Jadi, jika keduanya dimasukkan ke wadah yang sama, air yang kepadatannya lebih besar akan turun, sedangkan minyak yang kepadatannya kecil akan mengapung. Keduanya tidak bisa menyatu. Namun jika dituangkan ke dalam minyak mendidih, air akan bercipratan ke mana-mana. Dan dalam sekejap cipratan air itu akan berubah jadi uap.
Waktu memasak, suhu minyak mencapai 160-200 derajat, sedangkan minyak mendidih pada suhu 100 derajat. Mendidih adalah proses perubahan cairan menjadi uap. Jika air dimasukkan ke minyak bersuhu 200 derajat, maka seketika akan berubah jadi uap. Saat itu volume air membesar sehingga menimbulkan letupan kecil yang muncrat ke mana-mana.
Baca lagi...

Senin, 28 Januari 2013

~~** KHASIAT DI BALIK WARNA BUAH DAN SAYUR **~~

SAYUR dan buah menjadi bagian dari asupan “empat sehat dan lima sempurna” yang diperlukan tubuh setiap hari. Buah dan sayuran sangat penting bagi kesehatan kita karena keduanya adalah makanan dari alam yang kaya akan nutrisi.

Untuk memaksimalkan asupan berbagai nutrisi, ada baiknya kita ketahui manfaat dari buah dan sayur dengan warna masing-masing.

Warna Hijau
Warna hijau pada buah dan sayur, yakni yang warna berasal dari klorofil, menandakan kandungan sulfarophane, isothiocyanate dan indoles. Ketiga zat ini berfungsi untuk merangsang komponen pemecah unsur kimiawi penyebab kanker.

Kandungan serat, lutein, zeaxanthin, kalsium, folat, vitamin C, kalsium, dan Beta-karoten pada sayur berwarna hijau juga membantu menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol LDL, menormalkan waktu pencernaan, mendukung kesehatan retina dan penglihatan, melawan radikal bebas berbahaya, hingga meningkatkan aktivitas sistem kekebalan tubuh.

Warna Merah
Buah dan sayur berwarna hijau menandakan kandungan zat gizi seperti likopen, asam ellagic, quercetin, dan hesperidin. Nutrisi ini mengurangi risiko kanker prostat pada pria, menurunkan tekanan darah, mengurangi pertumbuhan tumor dan kadar kolesterol LDL, dan menangkal radikal bebas berbahaya.

Warna Kuning dan Oranye
Warna kuning dan oranye pada sayuran dan buah-buahan menandakan kandungan beta-karoten, zeaxanthin, flavonoid, lycopene, kalium, dan banyak vitamin C. Seluruh kandungan tersebut berfungsi melindungi sel tubuh. Selain itu, kandungan potassium pada buah dan sayur berwarna kuning juga baik untuk menurunkan tekanan darah tinggi, mengurangi pembentukan plak di arteri, hingga berfungsi sebagai pencahar alami.

Warna Biru dan Ungu
Sayur dan buah yang berwarna biru-ungu mengandung magnesium yang diperlukan untuk melancarkan fungsi pencernaan, yakni dengan menurunkan kadar kolesterol dan asam empedu di dalam usus dan mengantarnya keluar dari tubuh. Selain itu, terung juga mengandung pectin penurun kolesterol dalam jumlah cukup banyak.

Nutrisi lutein, zeaxanthin, resveratrol, vitamin C, serat, flavonoid, asam ellagic, dan quercetin juga mendukung kesehatan retina, menjaga level rendah kolesterol LDL, meningkatkan aktivitas sistem kekebalan tubuh, meningkatkan penyerapan kalsium dan mineral lainnya, melawan peradangan, hingga mengurangi pertumbuhan tumor.

Warna Putih
Makanan berwarna putih sangat bagus untuk tubuh karena mengandung banyak flavonoid yang dapat membantu kesehatan membran sel. Nutrisi seperti beta-glukan, EGCG, SDG, dan lignan juga meningkatkan kekebalan tubuh, mengurangi risiko usus besar, payudara, dan kanker prostat, hingga menjaga tingkat keseimbangan hormon, dan mengurangi risiko kanker.

Sumber: Emasloemiyono.wordpress.com

Yuk gabung juga di Allah Tujuanku
------------------------------------------------
LIKE/SHARE agar kebaikan terus menyebar


Baca lagi...

Mengapa Cabe Rasanya Pedas??

Mengapa Cabe Rasanya Pedas ? Sahabat sekalian…kenal yang namanya cabe kan ? Meski rasanya pedas, banyak orang menyukai cabe. Apa sih yang menyebabkan cabe memiliki rasa pedas ? Penyebab rasa pedas pada cabe adalah capsaicin. Rasa pedas ini muncul karena capsaicin memberikan isyarat pada otak mirip seperti saat kulit terkena panas. Berbeda dengan panas, rasa panas di lidah ini hanyalah ”rasa”, bukan terbakar yang sesungguhnya. Selain menimbulkan rasa pedas, capsaicin diproduksi tanaman cabe untuk membantunya terhindar dari berbagai penyakit, contohnya jamur. Jika ingin mengurangi rasa pedas, kita bisa memakan cabe tanpa bijinya. Hal ini karena kandungan capsaicin di biji lebih banyak ketimbang di daging buahnya. Nah, Kini Aku Tahu... :) Alhamdulillah...

Dikutip Dari: facebook.com//strawberry//
Baca lagi...

Minggu, 27 Januari 2013

Sebuah Cermin

Dengan sebuah cermin, kita bisa melihat seperti apa bentuk fisik rupa kita, Namun kali ini kita tidak disuruh untuk bercermin untuk melihat rupa kita, namun untuk membandingkan diri kita dengan para pendahulu kita dalam hal semangat dalam beribadah, dan mengabdikan diri kepada Allah..
Simak Kisahnya berikut ini!!

  
Berhentilah sejenak. Hanya sejenak... sekedar bercermin, meskipun cermin ini "terlalu besar untuk kita".
Pada Al-Ahnaf bin Qais pernah dikatakan,: "Berhentilah berpuasa, usiamu sudah lanjut, dan puasa itu akan membuatmu semakin lemah." Tapi ia menjawab, "sesungguhnya aku menyiapkannya untuk sebuah perjalanan yang panjang."

Bila malam tiba, Syaddad Bin Aus biasanya gelisah di atas tempat tidurnya. Ia selalu saja kesulitan tidur. Ia seperti sebutir kacang di atas penggorengan yang panas. Bila sudah demikian, maka bangkit berdiri. "Ya Allah, sungguh bayangan tentang NerakaMu membuatku tak dapat tidur ujarnya. Ia pun bediri mengerjakan shalat, hingga saat shubuh tiba. 

Putri tetangga Al Mansur bin Al-Mu'tamir pernah bertanya pada ayahnya, "wahai ayah ke mana gerangan perginya batang kayu yang tegak berdiri di atap rumah tuan Al-Mansur tadi malam? Ayahnya menjawab, "tidak anakku. itu bukan batang kayu. Itu adalah Al Manshur. Ia sedang mengerjakan qiyamullail." 


Seringkali, setiap usai membaca kitab-kitab Ar-Raqa'iq. Abdullah bin Al Mubarak akan menangis. tidak sekedar menangis biasa. ia menangis seperti seekor sapi atau kambing yang disembelih Hingga -kata Nu'aim bin Hammad, salah seorang sahabatnya- tidak seorang pun yag berani bertanya padanya melainkan akan didorongnya. 

"Bila engkau tidak pernah sanggup untuk untuk bangun mengerjakan qiyamulllail dan berpuasa di siang hari, maka ketahuilah bahwa engkau benar-benar orang yang diharamkan dari kebaikan, hatinya telah dibuat bebal oleh dosa, " Kata Al Fudhail bin Iyadh suatu ketika. 

Semoga anda sudah selesai mematut diri di depan cermin "kebesaran" itu. tidak mengapa.. Bukankah lebih baik terlambat, dari pada tidak sama sekali. 

 Source : Buku Secangkir Teh untuk jiwa "Tanganya telah berada di surga" (Muhammad Ihsan Zainuddin)
Baca lagi...

Rabu, 23 Januari 2013

Mari Menggali Warisan Rasulullah Sallahu Alaihi Wasallam

Saudaraku… seringkali kali kita menjumpai orang-orang di sekitar kita memperebutkan harta warisan orang tua mereka, bahkan terkadang antara dua orang yang bersaudara sampai bermusuhan hanya karena memperebutkan harta warisan. Namun, pernahkah engkau menjumpai mereka memperebutkan warisan para nabi? Sungguh seandainya mereka tahu, sesunggunya warisan para nabi jauh lebih bermanfaat bagi mereka daripada warisan berupa harta dunia yang seringkali mereka perebutkan. Apa itu warisan Nabi? 
Saudaraku.. taukah engkau apa yang dimaksud dengan warisan Nabi?


Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,



إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
 

“Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, sesungguhnya mereka hanyalah mewariskan ilmu, maka barangsiapa yang telah mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang banyak.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi).



Begitulah warisan para nabi wahai saudariku. Warisan mereka bukanlah harta dunia yang seringkali banyak diperebutkan orang, akan tetapi warisan mereka adalah ilmu. Dan yang perlu diketahui bahwa ilmu yang diwariskan para nabi hanyalah ilmu tentang syari’at Allah ‘Azza wa Jalla, dan bukan yang lainnya. Ilmu yang diturunkan Allah kepada RasulNya berupa keterangan dan petunjuk. Ilmu yang di dalamnya terkandung pujian dan sanjungan bagi para pemiliknya.
 

Ada sebuah kisah yang diriwayatkan oleh Ath-Thabraani dalam Al Ausath dengan sanad hasan dari Abu Hurairah, bahwasanya suatu ketika Abu Hurairah melewati pasar di kota Madinah, lalu beliau berhenti di sana. Beliau berkata, “Wahai orang-orang yang di pasar, alangkah ruginya kalian!”. Mereka menjawab: “Ada apa wahai Abu Hurairah?!”. Dia berkata: “Di sana ada warisan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang dibagikan, kenapa kalian masih di sini? Kenapa kalian tidak pergi ke sana mengambil bagian kalian?”. Mereka menjawab: “Di mana itu?!” Dia berkata: “Di Masjid.”Lalu orang-orang tadi bergegas menuju ke masjid, sedangkan Abu Hurairah masih tetap menunggu di pasar hingga orang-orang tadi kembali. Ketika mereka kembali ke pasar Abu Hurairah bertanya kepada mereka: “Kenapa kalian kembali?” Mereka manjawab: “Wahai Abu Hurairah! Sungguh kami telah pergi ke masjid dan kami tidak melihat apapun dibagikan di sana!” kemudian Abu Hurairah bertanya kepada mereka: “Bukankah kalian melihat ada orang di sana?” Mereka menjawab: “Tentu saja, kami melihat ada sekelompok orang yang sedang sholat, sekelompok yang lain sedang membaca Al Qur’an, dan sekelompok yang lain lagi sedang menyebutkan tentang perkara halal dan haram!” Maka Abu Hurairah berkata kepada mereka: “Sesungguhnya itulah warisan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.”


Inilah yang dimaksud oleh nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan warisan para nabi, sesungguhnya para nabi tidaklah mewariskan dinar dan dirham akan tetapi sesungguhnya mereka mewariskan ilmu. Maka setiap kali seorang hamba mengambil bagian ilmu yang banyak maka dia telah mengambil bagian warisan kenabian dengan bagian yang banyak. (Tsamaratul ‘Ilmi Al ‘Amalu) 



Keutamaan ilmu syar’i (Ilmu Agama)

Jika harus menyebutkan keutamaan ilmu syar’i dan pemiliknya, maka sungguh kita akan menemukan begitu banyak ayat dan hadits yang menyebutkan tentang keutamaannya. Di antara keutamaan-keutamaan ilmu syar’i antara lain adalah:
  • Ilmu adalah warisan para nabi
Hal ini sebagaimana yang terdapat dalam hadits yang telah disebutkan di atas, bahwa para nabi ‘alaihimush-sholaatu wassalam tidak mewariskan dinar dan dirham, akan tetapi yang mereka wariskan hanyalah ilmu. Saudariku… sekarang kita berada pada abad ke 15 hijriyyah, jika engkau adalah seorang ahli ilmu berarti engkau telah menerima warisan Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan hal ini adalah sebuah keutamaan yang paling besar. Maka, tidakkah engkau menginginkannya wahai saudariku yang semoga dirahmati Allah…
  • Ilmu itu abadi, sedangkan harta adalah fana (akan sirna)
Contohnya adalah Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia termasuk sahabat yang faqir sehingga ia pernah terjatuh pingsan karena menahan lapar. Akan tetapi lihatlah wahai Saudariku, bukankah Engkau melihat nama beliau banyak disebut-sebut hingga sekarang? Semua itu bukanlah disebabkan karena kekayaan beliau, akan tetapi semua itu karena ilmu beliau. Lihatlah wahai Saudariku, betapa ilmu itu akan kekal dan harta itu akan habis.
  • Ilmu adalah jalan menuju surga
Sebagaimana ditunjukkan oleh hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

ومَنْ سَلَكَ طَريقاً يَلتَمِسُ فِيه عِلماً ، سَهَّلَ الله لَهُ بِهِ طَريقاً إلى الجَنَّةِ
 
“Barangsiapa meniti jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)
  • Ilmu tidak akan membuat lelah pemiliknya dalam menjaganya, karena tempat ilmu adalah di dalam hati, sehingga hal itu tidak membutuhkan kotak khusus ataupun kunci khusus untuk menjaganya.
  • Kebaikan seseorang dinilai dari pemahamannya terhadap agamanya
Hal ini disebutkan dalam sebuah hadits dari Mu’awiyah radhiyallahu ‘anhu , ia berkata, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ
 

“Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan membuatnya faham tentang agamanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
  • Ilmu adalah cahaya yang menerangi jalan hidup seorang hamba
Karena dengan ilmu, seorang hamba akan mengetahui bagaimana seharusnya beribadah kepada Rabb-nya dan bagaimana cara bergaul dengan sesama hamba-Nya.
Saudariku… sungguh begitu banyak keutamaan ilmu, tidakkah Engkau ingin meraih keutamaan dan kemuliaannya? Jika iya, maka bersegeralah!

Hukum mempelajari ilmu syar’i
Allah Ta’ala berfirman

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ

Maka ketahuilah, sesungguhnya tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan mohonlah ampunan untuk dosa-dosamu.” (QS. Muhammad: 19)
Allah Ta’ala juga berfirman (artinya), 

فَلَوْلا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ
 

“Sepatutnya ada sekelompok orang dari masing-masing golongan untuk memperdalampengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila dia telah kembali kepada mereka, supaya mereka dapat menjaga dirinya.” (QS. At-Taubah: 122)
 
Dua ayat di atas menunjukkan bahwasanya Allah Ta’ala mewajibkan kepada hamba-hambaNya untuk mengilmui agama mereka. Dan tidak diragukan lagi bahwa kemuliaan agama akan tetap ada selagi masih tersisa ilmu dan para ulama. Sebagaimana hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda

إِنَّ اللهَ لاَيَقْبِضُ الْعِلْمَ اِنْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ، حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اِتَّخَذَ النَّاسُ رُؤُوْسًا جُهَّالاً فَسُئِلُوْا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوْا وَ أَضَلُّوْا

“Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu (dalam riwayat lain: tidaklah menggenggam ilmu) dengan cara mencabutnya dari dada-dada para ulama, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mematikan para ulama hingga tidak tersisa satupun orang yang berilmu. Sehingga manusia akan mengangkat pemimpin-pemimpin yang bodoh, kemudian mereka bertanya kepadanya dan diapun memberikan fatwa tanpa ilmu, maka mereka (para pemimpin) itu sesat dan menyesatkan.” (HR. Bukhari). Sungguh agama Islam ini tidaklah terjaga kecuali karena pertolongan, rahmat dan nikmat dari Allah Ta’ala dan dengan sebab kesungguhan para sahabat dalam menjaga ilmu yang telah diwariskan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada mereka.(Dhoruurah At-Tafaqquh fid-diin)

Para ulama membagi hukum mempelajari ilmu syar’i menjadi dua yaitu fardhu kifayah dan fardhu ‘ain. Fardhu kifayah yaitu apabila ada orang yang sudah mempelajarinya maka hukumnya menjadi sunnah bagi yang lainnya. Sedangkan fardhu ‘ain yaitu ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap orang islam. Batasan suatu ilmu dihukumi fardhu ‘ain yaitu ilmu yang dapat menyebabkan akidah seseorang tidak sah kecuali jika dia memahami ilmu tersebut. Seperti ilmu tentang makna syahadat, ilmu tentang hakikat Tauhid, ilmu tentang hakikat iman. Selain itu termasuk juga ilmu yang mencakup tentang ibadah-ibadah wajib yang akan dia jalankan atau mu’amalah yang akan dia kerjakan, maka dalam keadaan ini dia wajib mengetahui bagaimana cara melakukan ibadah tersebut dan juga bagaimana dia melaksanakan mu’amalah tersebut. Seperti seseorang yang akan mengerjakan sholat, maka dia wajib mempelajari tentang tata cara sholat yang dicontohkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, apa saja yang membuat sholatnya dapat diterima, apa saja yang membatalkan sholat dan lain-lain. Atau contoh lain dalam perkara mu’amalah adalah jika dia ingin menjadi seorang pedagang, maka dia wajib mengetahui batasan-batasan syari’at dalam perkara dagang, sehingga dia tidak terjatuh dalam praktek-praktek perdagangan yang diharamkan oleh agama seperti jual beli yang mengandung riba.

Adapun ilmu yang lainnya (yang tidak akan dikerjakan pada saat itu), maka mempelajari ilmu tersebut tetap dihukumi fardhu kifayah. Dan sudah sepantasnya setiap pencari ilmu menyadari bahwa dirinya sedang melaksanakan amalan yang hukumnya fardhu kifayah ketika mencari ilmu agar dia memperoleh pahala mengerjakan amalan fardhu seraya memperoleh ilmu.

Oleh karena itu wahai saudariku… bersemangatlah dalam mencari ilmu agama yang mulia ini, karena sungguh di sana ada begitu banyak keutamaan dan kemuliaan…
Wallahu Ta’ala A’lam bish Showwab
***
Artikel bulletin zuhairah
Penulis: Ummu Zaid Wakhidatul Latifah
Murajaah: Ustadz Adika Minaoki

Referensi:
  • Tsamaratul ‘Ilmi Al ‘Amalu, Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al ‘Abbaad, Maktabah Malik Fahd
  • Dhoruurah At-Tafaqquh fid-Diin, transkrip ceramah Syaikh Shalih Alu Syaikh, (www.islamspirit.com)
Panduan Lengkap Menuntut Ilmu (Terj. Kitaabul Ilmi), Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Pustaka Ibnu Katsir. 



Sumber : www.muslimah.or.id
Baca lagi...